Sabtu, 25 Juni 2011

SANTANA

Gitaris legendaris Carlos Santana bersama bandnya, Santana, melanjutkan tradisi album yang menghadirkan sejumlah bintang tamu di “Guitar Heaven: The Greatest Guitar Classics of All Time” (Arista/Sony Music). Tapi kali ini, ia lebih fokus pada daur ulang lagu-lagu rock klasik berorientasi gitar, yang ia analogikan seperti wanita.



Di sini, Santana bermaksud memberi penghargaan terhadap lagu-lagu rock klasik berorientasi gitar yang dikaguminya. Di antaranya “Whole Lotta Love” milik Led Zeppelin, lalu “While My Guitar Gently Weeps” (The Beatles) dan “Photograph” (Def Leppard) yang menjadi single unggulannya, serta “Back in Black” (AC/DC), “Smoke on the Water” (Deep Purple), “Dance the Night away” (Van Halen), “Little Wing” (Jimi Hendrix), “I Ain’t Superstitious” (Jeff Beck Group) hingga “Sunshine of Your Love” (Cream) yang sempat dibawakannya saat manggung di pentas utama “Axis Jakarta International Java Jazz Festival” yang berlangsung selama tiga hari, yakni 4,5,6 Maret 2011 lalu.



Tentu saja, keseluruhan lagu tersebut telah dipermak, didaur ulang agar sesuai dengan interpretasi Santana, dengan memasukkan formula musik bernafaskan Latin yang kental plus pola permainan gitar Santana yang sangat khas. Oh ya, bintang tamu yang dihadirkan Santana antara lain Chris Cornell (Soundgraden), Scott Weiland (Stone Temple Pilots), Rob Thomas (Matchbox 20), India Arie, Chris Daughtry (Daughtry), Chester Bennington (Linkin Park), Jacoby Shaddix (Papa Roach) hingga Gavin Rosdale. Itu untuk jajaran vokal. Sementara di instrumen lain, Santana juga mengajak Ray Manzarek, kibordis The Doors di lagu klasik “Riders on the Storm” serta virtuoso cello Yo-Yo Ma di lagu “While My Guitar Gently Weeps”.



Di versi Deluxe Edition, Santana juga mendaur ulang lagu “Fortunate Son” (CCR) yang vokalnya diisi oleh Scott Stapp (Creed) dan “Under the Bridge” (Red Hot Chili Peppers). Sementara untuk versi yang khusus beredar di Jepang, ada trek tambahan lagu “La Grange” (ZZ Top).



Ide untuk menggarap album semacam ini sebenarnya, awalnya dicetuskan Clive Davis, produser eksekutif yang mulai merekrut Santana sebagai salah satu artisnya (di Columbia Records) sejak tahun 1968 silam. Ia telah mengenal betul karakter Santana, baik secara personal maupun musikal. “Carlos memiliki indra rasa yang sangat kuat terhadap apa yang cocok buat dirinya. Dia mendengarkan musik-musik tersebut dengan kupingnya, tapi juga tahu apakah lagu-lagu itu cocok untuk dirinya,” ungkap Clive.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More