Sabtu, 25 Juni 2011

WAWANCARA COREY BEAULEU

ANTARA MARTY FRIEDMAN DAN GEORGE LYNCH

Trivium kini sedang menjalani rangkaian tur terakhir untuk promo album ‘Shogun’ (2008) yang dimulai di Jakarta, Indonesia, 11 Februari 2010 lalu dan bakal berakhir di Inggris, Maret 2010 mendatang. Setelah itu, band asal Florida, Amerika Serikat ini langsung masuk studio rekaman untuk menggarap album selanjutnya bersama pemain dram terbarunya, Nick Augusto. Lewat obrolan eksklusif yang difasilitasi Java Musikindo sebagai penyelenggara konser Trivium di Jakarta, gitaris Corey Beaulieu membeberkan rencana-rencana Trivium di album selanjutnya, serta tentunya, kapasitas dan latar belakang pria kelahiran 22 November 1983 ini sendiri sebagai gitaris.





Kalian punya pemain dram baru sekarang, apa yang terjadi?



You know, ada hal-hal yang tak bisa berjalan sebagaimana yang kami harapkan, mungkin memang takdirnya begitu, hal yang terbaik buat Trivium adalah berpisah dan untungnya... you know, kami hanya punya waktu sekitar dua minggu untuk mencari dramer baru di antara jadwal tur, dan kami tahu kemampuan permainan Nick (Augusto), dia membantu kami, kami telah mengenalnya cukup lama, seorang pemain dram yang luar biasa, dia datang dan memperlihatkan kerja yang bagus.... jadi kami beruntung menemukan dia....



Saya dengar kalian sudah merekam lagu baru dengan Nick....



Yeah, kami baru saja menulis saat break, merekam dua lagu di studio, satu lagi lagu daur ulang, lagu Sepultura yang berjudul “Slave New World” yang belum ada jadwal rilisnya atau apa pun. Satu lagi untuk (keperluan) video game. Jadi lagu-lagu itulah yang kami rekam pertama kali dengannya (Nick). Di tur, kami juga telah menulis lagu dan akan menggarapnya begitu ada kesempatan. Nick telah membawa gaya yang berbeda, dan elemen berbeda di band ini. Sangat menyenangkan dan saya sudah tidak sabar untuk mulai menggarap materi-materi baru....



(lagu baru yang dibuat Trivium berjudul ‘Shattering the Skies Above’ untuk video game “God of War III”, juga akan dirilis oleh Roadrunner Records dalam bentuk album kompilasi mini, menghadirkan Trivium, Killswitch Engage, Dream Theater, Taking Dawn, Opeth dan Mutiny Within, Red.)



Di album ‘Shogun’, kalian seperti menggabungkan konsep ‘Ascendancy’ dan ‘The Crusade’. Lalu, kira-kira seperti apa konsep musik di album berikutnya?



Ya, (di ‘Shogun’) memang kira-kira seperti itu, kayaknya lebih ke gaya vokalnya, ada scream dan bernyanyi, seolah saling bergantian dan di lagu-lagunya lebih agresif dan banyak screaming serta bernyanyi di bagian chorus.... Jadi kayaknya lebih fokus ke pola itu, tapi saya pikir itu semua tergantung kebutuhan lagu. Kami ingin melakukan pendekatan yang berbeda dan sepertinya terasa nyaman pada saat itu.

Kami (kini) sudah menulis sekitar 30an lagu dan banyak bagian yang tetap menunjukkan ciri khas Trivium, seperti banyak riff berat, sisi yang melodik, soundnya lebih dewasa dan proses penulisannya kini lebih mudah, lebih kreatif, dan kami banyak mengerjakannya saat tur, kami ingin membuat rekaman yang benar-benar heavy, lebih melodik dan banyak bagian yang bernyanyi....



Bagaimana dengan konsep gitar di album berikutnya, apakah sudah terpikirkan?



Well, kami tidak pernah terlalu berpikir ke arah itu... Kami selalu memulai dengan menulis riff, kalau ada yang disukai kami simpan tapi kalau tidak kami membuangnya. Kami tidak pernah benar-benar punya skema keseluruhan, atau hal-hal semacam itu... Kami cenderung ke penulisan lagu, ada berjuta-juta not yang bisa menjadi bagian dari permainan (gitar)... jadi sepanjang terdengar bagus dan cocok dengan (kebutuhan) lagunya maka akan kami lakukan... Jadi beberapa materi mungkin sangat sederhana, beberapa lainnya sangat teknikal, kami tidak berusaha untuk pamer kemampuan, tapi kami hanya berusaha menulis lagu yang terbaik. Tak ada yang benar-benar sulit karena kami yang menulisnya, jadi tidak terlalu menantang sehingga kami tak terlalu memikirkan hal-hal yang teknikal....



Di album ‘Crusade’ kalian memainkan komposisi instrumental yang teknikal....



Ya, kami tidak pernah benar-benar menulis lagu instrumental, dan itu tadinya tidak dimaksudkan untuk menjadi instrumental... Setiap riff selalu melewati proses untuk menjadi lagu, tapi riff-riff yang ini tidak bernyanyi dan Matt (Heafy) merasa tidak seperti lagu normal lainnya, jadi kami menjadikannya instrumental. Jadi terjadi begitu saja, tapi kami tak pernah berniat menulis instrumental atau merencanakannya seperti itu….

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More